Keluarga

Agustus 18, 2018 Dian Ratna Sari 0 Comments

Aku ditempatkan Tuhan hidup bersama 4 orang yang terbiasa aku sebut, keluarga.



Satu orang Bapak, Ibu, Adik perempuan dan Adik laki-laki, aku memiliki semuanya tepat satu orang kecuali kakak. Maka dari itu, akulah anak pertama yang Tuhan percayakan pada kedua orang tuaku.

Dalam tulisan ini, aku akan bercerita bagaimana pandangan dan perasaanku saat tumbuh dan berkembang di tengah keluarga ini, setidaknya dari yang bisa aku ingat hingga tulisan ini dibuat.

Bapak

Laki-laki yang pertama kali aku melihat ia meneteskan air mata dan aku merasa ia paling bersedih adalah saat Mbah Kakung yang tidak lain ayahnya, meninggal dunia. Mungkin bukan berita yang mengejutkan dan bukan juga berita yang ditunggu, karna Mbah memang sudah menunjukkan penurunan kesehatan sejak lama dan cukup drastis. Namun bukan berarti Bapak tidak mengalami perasaan terpukul saat mendengarnya, terlebih Bapak sedang tidak berada di Jakarta saat itu. Aku melihat Bapak kehilangan fokusnya, ia banyak termenung seperti ... benar-benar kehilangan.

Bapak adalah orang yang selalu berhasil membuat aku tertawa, entah dengan lelucon yang spontan atau ia akan dengan sengaja menambah lucu sesuatu yang tidak masuk akal. Tapi, ada satu hal yang sebenarnya meresahkan, yaitu saat dia membuat lelucon, dia seringkali "ngecengin" orang dengan majas ironi atau bahkan sarkasme, sesuatu yang sangat aku khawatirkan akan melukai perasaan orang lain. Mama pun jadi sering terbawa dengan hal itu.

Dibalik level humor Bapak yang menarik, saat marah Bapak sering menunjukkan sikap tegas yang tidak jarang membuat semua anggota keluarga jadi takut (tapi aku ga yakin adik laki-lakiku merasakan hal yang sama). Saat ada masalah keluarga di keluarga besar, Bapak sering dimintai pendapat atau bahkan diminta untuk menengahi masalah tersebut, membuat aku kagum karna Bapak memiliki kemampuan yang baik dan bijak untuk membantu orang lain. Sampai suatu saat keluarga kami yang menghadapi masalah, Bapak tidak sehebat biasanya, ia menunjukkan sikap yang cukup mengecewakanku saat itu, membuat aku menyadari, Bapak juga manusia biasa yang memiliki sisi rapuhnya sendiri.

Dibalik semua kelebihan dan kekurangan Bapak, aku selalu percaya Bapak adalah orang tua yang memperjuangkan kebahagiaan keluarganya, bertanggung jawab atas semua kewajibannya dan memiliki harapan baik untuk setiap masa depan anak-anaknya.

Mama

Perempuan yang memiliki tingkat ke(drama)an paling parah menurutku, dalam keluarga ini :)

Mama adalah seorang ibu yang ceria dan memiliki semangat cukup tinggi dalam kegiatan sehari-harinya. Saat menginginkan sesuatu Mama tidak akan berhenti berusaha agar bisa mendapatkannya, hal itu bisa menjadi kelebihan atau kekurangan Mama. Mama memiliki spontanitas yang cukup baik saat memberikan pendapat atas sesuatu, kalau ada yang tidak setuju, lebih baik kamu diam, karena berdebat dengan dia bukan pilihan yang baik untuk dilakukan, kamu mungkin akan sakit hati sendiri atau malah menyakiti dia.

Saat bertemu dengan masalah, selain mengeluarkan jurus dramanya Mama juga memiliki cara yang baik untuk menenangkan diri, yaitu dengan sholat. Contoh baik yang sedang aku terapkan pada diri sendiri agar tidak larut dalam masalah. Mama juga selalu sadar akan kewajibannya sebagai ibu dan istri, sekalipun kami tidak selalu bisa membantu. Jika hal itu terjadi, maka Mama akan marah karena pekerjaan menjadi ibu rumah tangga memang tidak mudah. Maaf ya Mah, kami masih selalu merepotkanmu dan menunda waktu saat seharusnya kami lekas membantumu :)

Mama suka sekali bercerita tentang kesehariannya dan tidak jarang Mama juga ingin mengetahui bagaimana cerita anak-anaknya. Oleh karena itu, Mama mengikuti beberapa akun sosial kami, jadi dia bisa tetap melihat bagaimana keadaan anak-anaknya. Oia, akhir-akhir ini Mama juga lagi gampang sakit, semoga lekas sembuh dan sehat terus Mah.

Seringkali jadi orang yang pendapatnya tidak sejalan dengan pemikiranku, Mama sudah mengajarkan banyak hal, terutama bagaimana caranya menjadi kuat sebagai wanita, istri dan ibu dalam sebuah keluarga.

Adik Perempuan

Dia satu-satunya Adik Perempuanku yang memiliki tingkat ketidak laziman sangat tinggi. Namun dia selalu menjadi yang lebih baik dari aku.

Bapak dan Mama akan lebih mempercayakan Adik Perempuanku untuk membuat masakan di rumah. Dia juga satu-satunya diantara kami yang berhasil konsisten menjalani pendidikan dengan status negeri dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, proud of you Nin.

Aku merasa Adik Perempuanku juga yang paling bisa netral saat menghadapi masalah, sementara aku mungkin akan menunjukkan emosi terlebih dulu. Sejauh ini, Adik Perempuanku menjadi tempat yang asik saat mengobrol santai atau serius.

Saat tulisan ini dibuat, ia sedang menjalani tugas magangnya. Semoga lancar dan semoga skripsi sampai wisudanya juga berjalan dengan baik.

Adik Laki-laki

Menjadi anak yang paling ditunggu oleh Bapak dan Mama, Adik Laki-lakiku sempat mengalami sakit yang cukup serius saat kecil, membuat orang tuaku harus bolak-balik ke rumah sakit dan harus selalu memantau kesehatannya. Ketika sudah besar pun, dia sempat beberapa kali mendapat penanganan intensif dokter meskipun untuk penyakit yang alhamdullilah tidak serius.

Saat kecil, dia adalah Adik Laki-laki manis yang tidak mau mengalah. Namun, aku merasa perubahan besar terjadi saat dia selesai melakukan proses khitanan. Dia menjadi anak yang nakal, susah untuk mendengar perintah dan berkomunikasi yang baik dengan orang lain dan dia juga memiliki ego yang cukup tinggi.

Namun Adik Terkecilku ini, bukan anak cowok yang suka meminta banyak hal terutama kepada orang tuaku. Sesuatu yang mungkin sulit untuk aku dan adik perempuanku lakukan hihi.

Saat tulisan ini dibuat, Adikku Ini sudah menjadi lebih dewasa. Sekarang dia mau membantu mengerjakan pekerjaan rumah, dia mau menemani Mama mengobrol dan banyak membantu hal lainnya. Semoga dia menjadi seseorang yang lebih baik lagi, semakin bisa menghargai orang lain terutama kepada yang lebih tua dan mengurangi ego-nya serta semoga dia mau sholat hehe.

Penutup

Begitulah cerita tentang 4 orang yang menemani keseharianku, saat susah maupun senang, saat jauh ataupun dekat. Semoga masa depan kita semua menjadikan kita tetap saling dukung, tidak menjadi jauh hanya karena hal-hal terjadi tidak sesuai dengan keinginan kita dan semoga keluarga kita memberi makna yang baik, yang bisa kita jadikan dasar serta kenangan yang membanggakan. I LOVE YOU ALL.



You Might Also Like

0 komentar: