Kamu Pasti Bisa Sayang
Minggu terakhir di bulan Juni tahun 2025.
Awalnya, di malam itu dia merasakan sakit yang luar biasa. Mungkin, kali pertama tubuhnya seperti diserang sesak bertubi dan tiada henti. Akhirnya kami pergi menuju rumah sakit berharap disana dia bisa berhenti merasakan sakitnya.
Obat demi obat sudah masuk ke dalam tubuhnya. Malam itu, sakitnya belum kunjung reda. Melihat dia mencoba bertahan dalam kesakitan yang sangat, bukanlah hal yang bisa aku sanggupi. Akhirnya dia memutuskan untuk bermalam disana sambil menjalani serangkaian observasi pada tubuhnya.
2 malam berselang, saat sakitnya tak juga hilang. Kami memutuskan untuk mencoba pilihan perawatan di rumah sakit lain, sambil berharap kali ini hasilnya akan lebih baik. Bagiku, tak terbayangkan menit demi menit yang harus ia lalui untuk tetap melewati rasa sakitnya. Aku tahu bahwa keyakinan yang dia punya dan doa dari semua yang menyayanginya menjadi salah satu tempat terkuat untuk dia bersandar.
Saat diputuskan untuk melakukan operasi, kami hanya berpasrah sambil tetap yakin bahwa pilihan ini akan membawa kesehatannya kembali pulih.
Menunggu, dalam harap cemas. Selepas dokter memberikan penjelasan kepadaku bagaimana operasi telah berjalan. Sekitar 5 jam berlalu, belum ada panggilan untukku menemuinya. Dalam harap, aku selalu membayangkan bagaimana dia selalu ada dengan gayanya yang ceria dan bersemangat, tapi saat ini entah bagaimana keadaannya di dalam sana.
Saat akhirnya aku bisa menemui dia, perasaanku sangat bahagia karena ia dalam keadaan sadar, sambil tatap matanya bercerita bagaimana ia telah melawan badai. Sesampainya di kamar inap, usai kusampaikan bagaimana proses operasinya telah berjalan, tatapannya luruh. Hal yang mungkin dia sangka bukan sesuatu serius, ternyata menjadi sebuah keniscayaan yang harus dihadapi.
Sebagaimana aku menyayanginya, ku usahakan untuk menemani dia melewati waktu demi waktu agar ia tahu dan selalu menyadari bahwa ia pasti bisa melewatinya dengan baik. Banyak dukungan dan doa juga menyertai, menjadi bagian dari perjalanan yang tidak biasa ini.
Saat tulisan ini dibuat, masih dalam suasana redup sinar matanya, ia masih terus berusaha menggapai kesembuhan yang sedang ia perjuangkan. Kamu pasti bisa sayang. Setelah ini, mari kita usahakan kehidupan yang lebih sehat untuk keluarga kita, supaya terang di mata indahmu tak redup lagi dan kita semua bisa terus saling membahagiakan.
0 komentar:
Posting Komentar