FUNGSI PENGGUNAAN DATE & TIME PADA VB

Oktober 03, 2013 Dian Ratna Sari 0 Comments

         Sebelumnya gue mau cerita dikit, kenapa gue bisa sampe kesini-sini buat ngeposting hal ini di blog gue. Ngga jauh-jauh sih itu karena tugas yah, jadi pernah gue dapet tugas buat bikin sebuah aplikasi dimana aplikasinya tuh harus mencantumkan salahsatu elemen pada vb yang berkaitan dengan waktu yaitu datediff, kalo ngga salah waktu itu aplikasinya ada hubungannya sama jangka waktu dengan denda tertentu yang udah ditentuin sebelumnya, alhasil gue browsing dan ngerasa dapet anugrah pas nemu postingan ini hehehe.
         Yah, segitu aja deh cerita pembukanya, mau kalian baca tentang hal ini dari sumber asli dimana gue menemukan ini pas awal atau kalian bacanya dari blog gue, yang penting semoga bisa dimanfaatkan dengan baik dan benar yaa .

Time : mencari tahu waktu saat ini atau menetapkan waktu, tergantung format pemakaiannya ( lihat contoh di bawah ini)
A$ = Time ‘hasil 18:16:35 AM
MyTime = #4:35:17 PM# ‘assign a time
Time = MyTime ‘set system time to MyTime

Now : merekam tanggal dan waktu sekarang
A$ = Now ‘hasil 10/8/02 18:16:35 AM

Timer : menghitung jumlah detik sejak tengah malam
Start = Timer ‘hasilnya 29991

Date : menetapkan hari pada sistem komputer
Dim MyDate
MyDate = #February 12, 1985 # ‘Assign a date
Date = MyDate ‘Change system date

DateAdd : menghasilkan Varian(Date) yang berisi tanggal baru setelah suatu interval waktu yang ditetapkan dari tanggal lama.
DateAdd(kode_interval,jumlah_interval,tanggal_lama)
Isi Kode Interval:

Kode
Artinya
yyyy
Year
q
Quarter
m
Month
y
Day of year
d
Day
w
WeekDay
ww
Week
h
Hour
n
Minute
s
Second

Contoh pemakaiannya : 
Dim FirstDate As_Date ‘Declare variables
Dim IntervalType As String
Dim Number As Integer
Dim Msg
FirstDate = InputBox(“Enter a date”) 
Bynber = InputBox(“Enter number of months to add”) 
Msg = “New date : “ & DateAdd(“m”, Number, FirstDate) 
MsgBox Msg

DateDiff : mencari interval waktu antara dua tanggal
DateDiff(interval, date1, date2[, firstdayofweek[, firstweekofyear]]) Dim TheDate As Date ‘declare variables
TheDate = InputBox(“Enter a date”) Msg = “Day from today : “ & DateDiff(“d”, Now, TheDate) 
MsgBox Msg

DateSerial : menghasilkan tanggal dengan bulan/hari/tahun
MyDate = DateSerial(1969, 2, 12) ‘Hasil 2/12/69

DateValue : menghasilkan tanggal
MyDate = DateValue(“February 12, 1969”) ‘Hasil 2/12/69

Year : menghasilkan tahun sekarang
MyYear = Year(#2/12/1969#) ‘Hasil 1969

Month : menghasilkan bilangan integer yang menunjukkan bulan
MyDate = #February 12, 1969# ‘Assign a date
MyMonth = Month(MyDate) ‘MyMonth = 2

MonthName : menghasilkan teks yang menunjukkan nama bulan 
a$ = MonthName(1, True) ‘a$ = Jan
b$ = MonthName(1, False) ‘b$ = January
c$ = MonthName(1) ‘c$ = January

Day : menghasilkan integer yang menunjukkan tanggal dari data date
MyDate = #February 12, 1969# ‘Assign a date
MyDay = Day(MyDate) ‘MyDay berisi 12

Hour : menghasilkan integer yang menunjukkan jam dari data timer
MyTime = #4:35:17 PM# ‘Assign a time
MyHour = Hour(MyTime) ‘MyHour berisi 16

Minute : menghasilkan integer yang menunjukkan menit dari data timer
MyTime = #4:35:17 PM# ‘Assign a time
MyMinute = Minute(MyTime) ‘MyMinute berisi 35

Second : menghasilkan integer yang menunjukkan detik dari data timer
MyTime = #4:35:17 PM# ‘Assign a time
MySecond = Second(MyTime) ‘MySecond berisi 17

TimeSerial : menghasilkan waktu dengan jam/menit/detik
MyTime = TimeSerial(16, 35, 17) ‘Isinya 4:35:17 PM

TimeValue : mengubah string waktu dari pukul 0:00:00 (12:00:00 AM) sampai 23:59:59 (11:59:59 PM) menjadi data waktu
MyTime = TimeValue(“4:35:17 PM”) ‘Isinya 4:35:17 PM
MyTime = TimeValue(“0:00:00”) ‘Isinya 12:00:00 AM

WeekDay : menghasilkan bilangan petunjuk hari dari suatu tanggal
Hari = #February 12, 1969# ‘Hari Rabu
MyweekDay = Weekday(Hari) ‘MyweekDay isinya 4

WeekDayName : menghasilkan teks nama hari dalam satu minggu

Konstanta
Nilai
Penjelasan
vbUseSystem
0
Memakai setting NLS API
vbSunday
1
Minggu (default)
vbMonday
2
Senin
vbTuesday
3
Selasa
vbWednesday
4
Rabu
vbThursday
5
Kamis
vbFriday
6
Jumat
vbSaturday
7
Sabtu
WeekDayName(weekday, abbreviate, firstdayofweek) 
Hari = #2/12/1969# ‘Assign a date
MyWeekDay = Weekday(Hari) ‘MyWeekDay isinya 4
MyTime = WeekdayName(MyWeekDay) ‘Isinya Wednesday


01 Dim awal As DateTime = New DateTime(2010, 12, 1, 12, 13, 9)
02 Dim akhir As DateTime = New DateTime(2011, 1, 12, 13, 22, 10)
03 
04 Dim dd As Double = DateDiff(DateInterval.Second, awal, akhir)
05 
06 Console.WriteLine("awal : " & awal.ToString("dd/MM/yyyy HH:mm:ss"))
07 Console.WriteLine("akhir : " & akhir.ToString("dd/MM/yyyy HH:mm:ss"))
08 
09 Console.WriteLine("selisih jam: " & DateDiff(DateInterval.Hour, awal, akhir))
10 Console.WriteLine("selisih menit: " & DateDiff(DateInterval.Minute, awal, akhir))
11 Console.WriteLine("selisih detik : " & DateDiff(DateInterval.Second, awal, akhir))
12 Console.WriteLine("HH:mm:ss --> " & ((dd - (dd Mod 3600)) / 3600 & ":" & (((dd - (dd Mod 60))) / 60) Mod 60 & ":" & (dd Mod 60)))



0 komentar:

Sekilas Syair

Oktober 03, 2013 Dian Ratna Sari 0 Comments

Potret Kenyataan


Jutaan perspektif arti hidup terekam dalam benak manusia manusia masa kini
Tiap perspektif mencitrakan asa dari rasa yang terlahir disana-sini
Segala daya dan upaya menjadi bentuk nyata perjuangan manusia hari ini
Meski tak selalu bulir-bulir keringat dan airmata berubah kasta
menjadi emas permata dalam waktu dini

Sesederhana gedung-gedung yang menjulang tinggi, bisakah ia melihat dengan jelas tiap titik bagian bawah yang nampak menopangnya ?
Gemerlap lampu yang seakan bintang palsu bagi siapa saja yang berharap melihat kilau bintang sesungguhnya
Perhatikan wajah-wajah orang yang berperan bagi si kaya,
Bersih, wangi dan tak menyiratkan beban hidup mendalam

Sesederhana rumah panggung yang nampak letih diterpa panas dan badai, ia selalu melihat bagaimana keadaan sekitar tumbuh bersama mereka
Nyala lilin sebagai penghangat dan pelita kala malam memeluk
Lalu perhatikan wajah-wajah mereka yang berperan sebagai si miskin, lusuh dan penuh dengan siratan kerasnya hidup

Seringkali si kaya dan si miskin berselisih paham lalu saling menjatuhkan
Bahwa si kaya tak ingin menyentuh si miskin dan si miskin menganggap si kaya terlalu tinggi untuk menyentuh bawah
Tapi tak mudah menjadi keduanya, karena Tuhan memang tidak menciptakan hidup semudah tanpa melakukan sesuatu

Itulah dua potret kehidupan nyata dalam hari yang penuh perjuangan dalam menjalani kehidupan
Dua sisi yang menyiratkan bahwa berbeda mestinya membuat kita saling melengkapi
Bukan memberi jarak yang akhirnya menjadikan perbedaan adalah jauh
Dua arah membentuk vertical yang butuh pemahaman agar menjadi hubungan horizontal

Tapi sadarilah bahwa butuh lebih dari sekedar paham untuk menjadikan perbedaan ini satu
Bahwa meskipun dua lebih baik dari satu, tapi bersatu akan membuat kita kuat dan menguatkan

Dan jangan ciptakan klise dari potret kehidupan ini selamanya berbeda jauh, karna klise adalah gambaran, potret yang belum tercetak.

0 komentar:

Diksi

Oktober 03, 2013 Dian Ratna Sari 0 Comments

            Diksi merupakan sebuah cara dalam pemilihan kata atau gaya berbicara seseorang sesuai dengan karakteristik orang tersebut, sehingga intonasi dari tiap orang menjadi berbeda dan pembawaan kata-kata yang biasa bisa menjadi tidak biasa hanya dengan perbedaan diksi yang dipilih oleh masing-masing orang.
Kesesuaian Diksi : kecocokan dalam mempergunakan kata, kecocokan pertama mencakup soal kata mana yang akan digunakan dalam kesempatan tertentu. Dibutuhkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memilih kata agar tidak merusak makna, suasana, dan situasi yang hendak ditimbulkan, dengan syarat kesesuaiannya:

  1. Hindarilah sejauh mungkin bahasa atau unsur substandar dalam situasi yang formal.
  2. Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang umum hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata popular.
  3. Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
  4. Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang
  5. Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
  6. Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).
Dalam diksi terdapat beberapa makna yang dapat mengacu untuk pemilihan menggunakan Diksi itu sendiri, beberapa contoh makna yang bermanfaat untuk pemilihan Diksi adalah :

  • Makna Leksikal dan Makna Gramatikal

Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Contohnya, kata "tikus". Makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam kucing). Sedangkan makna gramatikal adalah makna yang digunakan untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal [sesuai dengan tata bahasa; menurut tata bahasa, Red], untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan proses reduplikasi seperti kata: buku, yang bermakna "sebuah buku", menjadi buku-buku yang bermakna "banyak buku".

  • Makna Referensial dan Nonreferensial

Perbedaan di antara keduanya adalah berdasarkan pada ada tidaknya referen dari kata-kata itu. Sebuah kata memiliki makna referensial jika memunyai referen. Kata nonreferensial adalah kata yang tidak memiliki referen. Contoh: Kata "meja" dan "kursi" (bermakna referen). Kata "karena" dan "tetapi" (bermakna nonreferensial).

  • Makna Denotatif dan Konotatif

Makna denotatif adalah makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem [satuan leksikal dasar yang abstrak, yang mendasari pelbagai bentuk kata; satuan terkecil dalam leksikon,Red]. Contohnya, kata "kurus". Makna denotatifnya adalah keadaan tubuh yang lebih kecil dari ukuran normal. Makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif, yang berhubungan dengan nilai rasa orang atau kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. Contohnya, kata "kurus" pada contoh di atas bermakna konotatif netral, artinya tidak memiliki nilai rasa yang mengenakkan, tetapi kata "ramping" bersinonim dengan kata kurus itu memiliki konotatif positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan senang bila dikatakan "ramping".

  • Makna Konseptual dan Makna Asosiatif

Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah lema [kata atau frasa masukan dalam kamus di luar definisi atau penjelasan lain yang diberikan dalam entri, Red] terlepas dari konteks atau asosiasi apa pun. Contohnya, kata "kuda". Makna konseptualnay adalah sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai. Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata yang berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan suatu yang berada di luar bahasa. Contohnya, kata "melati" berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau kesucian. Kata "merah" berasosiasi "berani" atau paham komunis.

  • Makna Kata dan Makna Istilah

Makna kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai faktor dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum. Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat. Contoh: kata "tahanan", bermakna orang yang ditahan, tapi bisa juga hasil perbuatan menahan. Kata "air", bermakna air yang berada di sumur, di gelas, di bak mandi, atau air hujan. Makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan tertentu. Contohnya, kata "tahanan" di atas masih bersifat umum, tetapi di bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan sehubungan suatu perkara.

  • Makna Idiomatikal dan Peribahasa

Idiom adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata, frasa, maupun kalimat) maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, baik unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Contohnya, kata "ketakutan", "kesedihan", "keberanian", dan "kebimbangan" memiliki makna hal yang disebut makna dasar. Kata "rumah kayu" bermakna, rumah yang terbuat dari kayu. Makna peribahasa bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan. Contoh: bagai, bak, laksana, dan umpama lazim digunakan dalam peribahasa.

  • Makna Kias dan Lugas

Makna kias adalah kata, frasa dan kalimat yang tidak merujuk pada arti sebenarnya. Contohnya, "Putri malam" bermakna bulan dan "Raja siang" bermakna matahari. Makna lugas adalah kebalikan dari makna kias. Makna lugas adalah makna dari sebuah frasa dan kalimat yang tidak menimbulkan tafsir ganda. Contohnya adalah kata "makan" dalam kalimat "Adik sedang makan roti," dan frasa "tangan kanan" dalam kalimat "Tangan kanannya patah dalam kecelakaan kemarin."

Kesalahan dalam Pemilihan Diksi


  1. Menggunakan dua kata bersinonim dalam satu frasa.
  2. Menggunakan kata tanya yang tidak menanyakan sesuatu: di mana, yang mana, bagaimana, mengapa, dan lain-lain.
  3. Menggunakan kata berpasangan yang tidak sepadan: tidak hanya-tetapi seharusnya tidak hanya-tetapi juga;bukan hanya-tetapi seharusnya bukan hanya-melainkan juga.
  4. Menggunakan kata berpasangan secara idiomatik yang tidak bersesuaian. Misalnya: sesuai bag iseharusnya sesuai dengan;membicarakan tentang seharusnya berbicara tentang atau membicarakan sesuatu.
  5. Diksi atau kalimat kurang baik (kurang santun).



Sumber :


0 komentar:

Ragam Bahasa Indonesia

Oktober 03, 2013 Dian Ratna Sari 0 Comments

Bahasa Indonesia

           Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang memiliki sejarah besar dan juga telah mengiringi pergerakan kemerdekaan Indonesia. Bangsa Indonesia mulai menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan setelah adanya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 pada Kongres Nasional kedua di Jakarta. Pemilihan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan telah melalui beberapa tahap. Awalnya Soekarno memilih bahasa Melayu Riau untuk dijadikan bahasa persatuan dengan berbagai pertimbangan seperti berikut :
  • Jika bahasa Jawa yang digunakan, suku-suku bangsa atau puak lain di Republik Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan puak (golongan) mayoritas di Republik Indonesia.
  • Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau. Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang dipergunakan untuk orang yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat. Bila pengguna kurang memahami budaya Jawa, ia dapat menimbulkan kesan negatif yang lebih besar.
  • Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan bahasa Melayu dari daerah lain karena pertama, suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhirpun lari ke Riau selepas Malaka direbut oleh Portugis. Kedua, ia sebagai lingua franca atau bahasa yang paling sedikit terkena pengaruh dari bahasa negara lain misalnya dari bahasa Tionghoa Hokkien, Tio Ciu, Ke, ataupun bahasa lainnya.

Dalam perkembangannya bahasa Indonesia telah melalui beberapa tahap perbaikan, sampai pada akhirnya penggunaan bahasa Indonesiapun dapat dilakukan secara fleksibel sesuai kebutuhan penggunaannya. Berikut adalah perbaikan ejaan dan lain sebagainya yang terkait dengan perkembangan bahasa Indonesia :

  • Ejaan van Ophuijsen

Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
  1. Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf yseperti dalam Soerabaïa.
  2. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
  3. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
  4. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.

  • Ejaan Republik

Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan sebelumnya. Ejaan ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini yaitu:
  1. Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
  2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
  3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
  4. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.

  • Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)

Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini.
  • Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan.

Berikut adalah perubahan yang terjadi pada ejaan dalam bahasa Indonesia :

Indonesia
(pra-1972)
Malaysia
(pra-1972)
Sejak 1972
tj
ch
c
dj
j
j
ch
kh
kh
nj
ny
ny
sj
sh
sy
j
y
y
oe*
u
u

         Selain itu dalam bahasa Indonesia ada istilah yang disebut dengan dialek. Dialek merupakan varian atau keragaman yang terdapat pada bahasa Indonesia dan tercipta karena bangsa Indonesia mempunyai keragaman suku di dalamnya. Dialek terbentuk oleh pengguna bahasa Indonesia yang berasal dari daerah yang berbeda. Oleh karena itu dialek dapat dibedakan menjadi seperti berikut :
  • Dialek regional, yaitu rupa-rupa bahasa yang digunakan di daerah tertentu sehingga ia membedakan bahasa yang digunakan di suatu daerah dengan bahasa yang digunakan di daerah yang lain meski mereka berasal dari eka bahasa. Oleh karena itu, dikenallah bahasa Melayu dialek Ambon, dialek Jakarta (Betawi), atau bahasa Melayu dialek Medan.
  • Dialek sosial, yaitu dialek yang digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu atau yang menandai tingkat masyarakat tertentu. Contohnya dialek wanita dan dialek remaja.
  • Dialek temporal, yaitu dialek yang digunakan pada kurun waktu tertentu. Contohnya dialek Melayu zaman Sriwijaya dan dialek Melayu zaman Abdullah.
  • Idiolek, yaitu keseluruhan ciri bahasa seseorang. Sekalipun kita semua berbahasa Indonesia, kita masing-masing memiliki ciri-ciri khas pribadi dalam pelafalan, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata.

Ragam Bahasa

          Bahasa Indonesia adalah bahasa yang biasa kita pergunakan sehari-hari. Ternyata bahasa kita ini memiliki klasifikasi yang beragam. Keragaman yang ada di dalam bahasa Indonesia dikaitkan dengan penggunaannya yang menyesuaikan dengan tempat, orang yang menjadi lawan bicara, waktu pembicaraan itu terjadi dan lain-lain. Berikut adalah jenis ragam bahasa :

Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:
  1. Ragam bahasa undang-undang
  2. Ragam bahasa jurnalistik
  3. Ragam bahasa ilmiah
  4. Ragam bahasa sastra
Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:
  1. Ragam lisan yang antara lain meliputi:
  2. Ragam bahasa cakapan
  3. Ragam bahasa pidato
  4. Ragam bahasa kuliah
  5. Ragam bahasa panggung
Ragam tulis yang antara lain meliputi:
  1. Ragam bahasa teknis
  2. Ragam bahasa undang-undang
  3. Ragam bahasa catatan
  4. Ragam bahasa surat
Ragam bahasa menurut hubungan antarpembicara dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara:
  1. Ragam bahasa resmi
  2. Ragam bahasa akrab
  3. Ragam bahasa agak resmi
  4. Ragam bahasa santai
Dan berikut adalah beberapa contoh kalimat dari ragam bahasa yang ada :

Ragam dialek       : “Gue udah nonton film itu ”
Ragam terpelajar  : “Saya sudah menonton konser band itu tahun lalu”
Ragam resmi        : “Dia sudah membeli baju yang berwarna merah itu”
Ragam tak resmi  : “Saya sudah baca buku itu”

Ragam hukum      : Tersangka yang akan dijatuhi hukuman mati itu kabur ke luar negeri.
Ragam bisnis        : Nilai tukar rupiah yang terjadi di Indeks Harga Saham Gabungan, menurun.
Ragam sastra         : Latar tempat sandiwara itu adalah sebuah pedesaan yang asri.

0 komentar: