Ragam Bahasa Indonesia

Oktober 03, 2013 Dian Ratna Sari 0 Comments

Bahasa Indonesia

           Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang memiliki sejarah besar dan juga telah mengiringi pergerakan kemerdekaan Indonesia. Bangsa Indonesia mulai menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan setelah adanya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 pada Kongres Nasional kedua di Jakarta. Pemilihan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan telah melalui beberapa tahap. Awalnya Soekarno memilih bahasa Melayu Riau untuk dijadikan bahasa persatuan dengan berbagai pertimbangan seperti berikut :
  • Jika bahasa Jawa yang digunakan, suku-suku bangsa atau puak lain di Republik Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan puak (golongan) mayoritas di Republik Indonesia.
  • Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau. Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang dipergunakan untuk orang yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat. Bila pengguna kurang memahami budaya Jawa, ia dapat menimbulkan kesan negatif yang lebih besar.
  • Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan bahasa Melayu dari daerah lain karena pertama, suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhirpun lari ke Riau selepas Malaka direbut oleh Portugis. Kedua, ia sebagai lingua franca atau bahasa yang paling sedikit terkena pengaruh dari bahasa negara lain misalnya dari bahasa Tionghoa Hokkien, Tio Ciu, Ke, ataupun bahasa lainnya.

Dalam perkembangannya bahasa Indonesia telah melalui beberapa tahap perbaikan, sampai pada akhirnya penggunaan bahasa Indonesiapun dapat dilakukan secara fleksibel sesuai kebutuhan penggunaannya. Berikut adalah perbaikan ejaan dan lain sebagainya yang terkait dengan perkembangan bahasa Indonesia :

  • Ejaan van Ophuijsen

Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
  1. Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf yseperti dalam Soerabaïa.
  2. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
  3. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
  4. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.

  • Ejaan Republik

Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan sebelumnya. Ejaan ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini yaitu:
  1. Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
  2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
  3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
  4. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.

  • Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)

Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini.
  • Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan.

Berikut adalah perubahan yang terjadi pada ejaan dalam bahasa Indonesia :

Indonesia
(pra-1972)
Malaysia
(pra-1972)
Sejak 1972
tj
ch
c
dj
j
j
ch
kh
kh
nj
ny
ny
sj
sh
sy
j
y
y
oe*
u
u

         Selain itu dalam bahasa Indonesia ada istilah yang disebut dengan dialek. Dialek merupakan varian atau keragaman yang terdapat pada bahasa Indonesia dan tercipta karena bangsa Indonesia mempunyai keragaman suku di dalamnya. Dialek terbentuk oleh pengguna bahasa Indonesia yang berasal dari daerah yang berbeda. Oleh karena itu dialek dapat dibedakan menjadi seperti berikut :
  • Dialek regional, yaitu rupa-rupa bahasa yang digunakan di daerah tertentu sehingga ia membedakan bahasa yang digunakan di suatu daerah dengan bahasa yang digunakan di daerah yang lain meski mereka berasal dari eka bahasa. Oleh karena itu, dikenallah bahasa Melayu dialek Ambon, dialek Jakarta (Betawi), atau bahasa Melayu dialek Medan.
  • Dialek sosial, yaitu dialek yang digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu atau yang menandai tingkat masyarakat tertentu. Contohnya dialek wanita dan dialek remaja.
  • Dialek temporal, yaitu dialek yang digunakan pada kurun waktu tertentu. Contohnya dialek Melayu zaman Sriwijaya dan dialek Melayu zaman Abdullah.
  • Idiolek, yaitu keseluruhan ciri bahasa seseorang. Sekalipun kita semua berbahasa Indonesia, kita masing-masing memiliki ciri-ciri khas pribadi dalam pelafalan, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata.

Ragam Bahasa

          Bahasa Indonesia adalah bahasa yang biasa kita pergunakan sehari-hari. Ternyata bahasa kita ini memiliki klasifikasi yang beragam. Keragaman yang ada di dalam bahasa Indonesia dikaitkan dengan penggunaannya yang menyesuaikan dengan tempat, orang yang menjadi lawan bicara, waktu pembicaraan itu terjadi dan lain-lain. Berikut adalah jenis ragam bahasa :

Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:
  1. Ragam bahasa undang-undang
  2. Ragam bahasa jurnalistik
  3. Ragam bahasa ilmiah
  4. Ragam bahasa sastra
Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:
  1. Ragam lisan yang antara lain meliputi:
  2. Ragam bahasa cakapan
  3. Ragam bahasa pidato
  4. Ragam bahasa kuliah
  5. Ragam bahasa panggung
Ragam tulis yang antara lain meliputi:
  1. Ragam bahasa teknis
  2. Ragam bahasa undang-undang
  3. Ragam bahasa catatan
  4. Ragam bahasa surat
Ragam bahasa menurut hubungan antarpembicara dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara:
  1. Ragam bahasa resmi
  2. Ragam bahasa akrab
  3. Ragam bahasa agak resmi
  4. Ragam bahasa santai
Dan berikut adalah beberapa contoh kalimat dari ragam bahasa yang ada :

Ragam dialek       : “Gue udah nonton film itu ”
Ragam terpelajar  : “Saya sudah menonton konser band itu tahun lalu”
Ragam resmi        : “Dia sudah membeli baju yang berwarna merah itu”
Ragam tak resmi  : “Saya sudah baca buku itu”

Ragam hukum      : Tersangka yang akan dijatuhi hukuman mati itu kabur ke luar negeri.
Ragam bisnis        : Nilai tukar rupiah yang terjadi di Indeks Harga Saham Gabungan, menurun.
Ragam sastra         : Latar tempat sandiwara itu adalah sebuah pedesaan yang asri.

You Might Also Like

0 komentar: