Omong Kosong

Februari 11, 2016 Dian Ratna Sari 0 Comments


Omongan-omongan yang kosong membual di udara.

Jadilah, udara hanya berisi bualan kosong yang berasal dari omongan.

Kosong yang banyak omong tak mau berhenti bahkan saat bertemu titik.

Tapi omong yang kosong berisi titik-titik.

Apa gunanya terbuai pada omongan kosong ?
Apa yang bisa terurai saat kosong menjadi omongan ?

Entah,
Omong kosong ini akan berakhir dengan kosong atau berakhir dengan entah.

0 komentar:

Pilihan Senja

Februari 10, 2016 Dian Ratna Sari 0 Comments


Percakapan bersama senja yang sedang membicarakan sukma.

Sebuah jiwa yang terdiri atas keindahan, tapi juga kuasa menyimpan kesedihan.

Sukma yang senantiasa mengisi relung hati dengan kebiasaannya yang manis dan kadang mengiris.

Bagaimana caranya agar kau tetap berpijar ? sementara sinarku tak mampu kenali banyak warna, kecuali pantulan jingga pada senja.

Bagaimana caranya mengingkari resah ? ketika waktu membuatku merindumu, dalam tiap kesederhanaan.

Pilihan senja tlah membawaku untuk menyanjungmu, walau dalam bentuk imaji yang teramu.

0 komentar:

Mulai Hari Ini

Februari 09, 2016 Dian Ratna Sari 0 Comments


Sudah diputuskan,

Mulai hari ini, kita hanya akan berbagi jika kita sudah terlalu penuh dengan berbagai ingin. Tak lagi hanya karna rindu sederhana yang menggelitik.

Mulai hari ini, aku tak lagi meminta waktu yang menjadi hakmu hanya untuk tenangkan jiwaku saat melihat senyummu.

Mulai hari ini, akan terbentuk sebuah prediksi tentang hari-hari dengan kesenangan sendiri dan apapun yang menyangkut kita, berubah jadi mandiri.

Jadi, mulai hari ini, akan aku perkenalkan padamu tentang kita yang baru. Berhasil atau tidaknya hari ini, semoga ini yang terbaik.

0 komentar:

Bahagia Masa Kini

Februari 08, 2016 Dian Ratna Sari 0 Comments


Pun kita tidak bisa memilih pilihan mana yang mutlak membahagiakan.

Gemerlap dunia kian membutakan, manusia jadi enggan merahasiakan. Segala hal yang berbentuk bahagia dipamerkan, hingga tak satupun mengerti seperti apa bahagia yang mengilhami.

Sejatinya, bahagia yang baik adalah bahagia yang tidak merusak kebahagiaan orang lain. Namun manusia selalu bergantung pada pembenaran dari sudut pandang masing-masing.

Beberapa hati kemudian resah, mencari secercah bahagia dalam relung kebuntuan. Mereka kadang lupa, bahwa masih ada Tuhan dengan segenap segala-Nya.

0 komentar:

❤Thor

Februari 07, 2016 Dian Ratna Sari 0 Comments



Jauh di langit sana, kamu menaungi negeri bernama Asgard.
Tinggal di tengah jutaan bintang tak membuat indahmu pudar.

Kilat dan halilintar tak lagi menjadi alasanku untuk menutup pintu rapat-rapat, bagaimana mungkin jika ku tau saat itulah hadirmu dekat.

Padamu, segala ingatan tentang kuat adalah menguatkan bukan melemahkan.

Aku selalu ingat bagian marahmu yang membuat semua urat di wajahmu tertarik, termasuk aku. Ah, pesonamu memang tak terelakan, apalagi senyummu yang bungah.

Saat membenahi segala ketidak sesuaian, Mjolnir-mu yang memberikan buaian.
Semua tak akan pernah sama lagi ya Thor, jika sudah terkena buaiannya (,--)

Thor, jika suatu hari kamu ada waktu luang, boleh ya aku pergi bermain di Asgard dan menguncir rambutmu ? :)

0 komentar:

Investigasi Sepi

Februari 06, 2016 Dian Ratna Sari 0 Comments


Banyak orang bicara tentang sepi. Tapi sepi tetaplah sepi.

Kita bertingkah seolah dapat membunuh sepi, nyatanya sepi adalah kawan sejati.

Bisakah sejenak kita menepi dari sepi ?
Ataukah sepi adalah hal yang tak bertepi ?
Sepi akan senantiasa berjejak.

Sepi tak lantas sendiri.
Sepi bisa hadir bersama kamu, saat suaramu tercekat ego.
Sepi bisa berbentuk ramai yang bicara perihal kehilangan.

Sepi tidak selalu menyakitkan, karna sepi seringkali menghasilkan buah pemikiran. Sepi bisa jadi inspirasi.

0 komentar:

Aromamu

Februari 05, 2016 Dian Ratna Sari 0 Comments


Entah bagaimana ini bekerja, aroma tubuhmu menjadi sesuatu yang aku kekalkan dalam ingatan.

Bagai melodi yang mampu membuatku merasa nyaman sekaligus.

Melemahkan struktur pertahanan diriku. Mengubahnya menjadi sebuah bentuk fragmentasi yang indah, yang tersusun bagai bait puisi.

Aromamu,
menjadi alasan terbaik saat terbias bersama dekap hangatmu. Aku rebah menumpulkan semua lelahku, sambil menghitung debar-debar di jantungmu.

Kunantikan waktu terlewati sejak pagi hingga cahaya mati, untuk selama mungkin bersedekap dalam aromamu.

0 komentar:

Gemericik

Februari 04, 2016 Dian Ratna Sari 0 Comments



Rindu.
Datang menjelma dalam gemericik hujan.
Kecil namun ribuan.
Menghasilkan banyak sekali aliran.

Ada rindu terselip lembut dalam alunan gemericik hujan.
Riuh tapi tak jua menganggu.

Gemericik rindu membawaku mendayu-dayu. Bersama kalbu, menyesap kamu.

Diantara celah gemericik rindu, aku memandu. Membawa rasa agar tak hanya terpaku. Mencegah rindu berubah jadi candu.

Lalu hening pun terpecah, saat gemericik mulai menderu. Mengungkap nyata yang tak setuju. Sebagai pertanda saatnya berlalu. Melupakan kamu sang objek perindu.

0 komentar:

Jangan Menangis (Lagi) Sayang

Februari 03, 2016 Dian Ratna Sari 0 Comments


Pahit saat kehilangan akan lebih menyakitkan, jika kamu tidak membiarkan air matamu di seka oleh orang yang menyayangimu.

Tahukah kamu, waktu diciptakan oleh Sang Pencipta sebagai kendali atas bahagia dan sedih yang ada ?

Bahagialah dengan senyum sederhana yang masih bisa kamu bagi.
Jangan biarkan sesalmu memenangkanmu.
Sempurna hanya di surga sayang, itu juga yang dikatakan maliq n' d'essentials.

Jadi, berhenti menyalahkan dirimu atas apa yang terjadi di luar kuasamu.
Takkan ada yang kalah sayang, saat kamu belajar memaafkan.

Bersedihlah sayang, tapi jangan menyedihkan.
Pastikan saja tangismu akan menjadi kuatmu di suatu saat nanti.

Jangan lupa untuk senantiasa menghadirkan senyum MANISmu saat PAHIT hidup mengajarkanmu, melihat dan merasakan kenyataan.
Anggaplah hidup secangkir kopi hangat yang menjadi minuman favoritmu.

Dan tentang segala kehilangan yang sudah terjadi, baiknya kamu sisihkan waktumu sayang, untuk mensyukuri segala hal yang sedang kamu miliki saat ini.

0 komentar:

Triangle

Februari 02, 2016 Dian Ratna Sari 0 Comments


Tulisan ini bicara tentang 3 dan keajaibannya padaku.

Aku memulai dari 3.

Kemudian 3 membentuk sebuah rupa-rasa-dilema.

Malaikat mengikatku dalam 3.

3 sisi yang terkait padaku:
indah, penat dan kosong.

Aku Sayang Kamu, adalah 3 kata pelipur lara.

Lalu, Doa menjadi 3 huruf yang memberi tenang tiada tara.

3 sudut terbaik segitiga.
Pedoman filosofi relasi, saat dua titik penghubung horizontal bertemu tepat dengan sebuah vertikal.

Menunjukkan bahwa betapa 3 adalah a-k-u.

0 komentar: