Ada Kamu di Semesta Kecilku

Februari 24, 2015 Dian Ratna Sari 0 Comments

Ada jalan setapak yang udaranya dipenuhi wajahmu, pada jalan itu pelukan kita mulai mematikan tiap rasa yang ingin membuncah, ketika rindu tidak lagi saling jamah. Setelah kepergianmu sayang, setiap hal datang dari arah mata angin tak terdefinisi kompas dan pergi bersembunyi dari deteksi radar. Tempat yang berisi keramaian sekalipun hanya terasa samar untukku. Patah hatiku kali ini yang paling parah. Kamu dan pilihanku membawa perjalanan ini terkurung penuh resiko.

Itukah kamu, buah dari benih yang aku tuai ? Buah yang tak hanya sekedar bagian dari 4 Sehat tapi juga 5 Sempurna. Seberapapun aku dimatikan hampa, segala yang sudah terjadi adalah hal yang harus aku urusi tanpa memupuk penyesalan. Dan kamu, sedang menunggu ranum untuk dipetik, sementara aku mencoba mengakar pada tanah basah, berharap sinar matahari membantuku menguatkan.

Apalagi yang harus aku bagikan ? Sejenak setelah kamu yang aku tahu sehari hanya terdiri dari 24 jam, tanpa memperdulikan lagi apa yang telah terlewati selama itu. Inikah aku sayang ? yang sedang tak lagi memperhatikan detak pada jarum jam, membiarkan semuanya berlalu seperti waktu yang membiasakan. Aku sedang berhenti membayangkan apa yang mungkin ada di depan sana. Waktu kejam sayang, ia pun hanya datang dan pergi tak peduli seberapa inginnya aku agar ia mengerti tentang rasa.

Ini bukan tulisan yang bisa menggugah hatimu, tidak juga membuat hatiku lebih baik. Semua sudah terjadi, kini hidupku hanya melewati segala waktu dengan sekedarnya. Sekedar bersyukur, sekedar merindu dan sekedar menulisimu lewat siratan kata. Apakah aku bahagia ? Iya sayang, sebab bagaimanapun dirimu, kita adalah akhir pustaka yang bersumber dari tawa.

Perhatikan alur cerita ini sayang, ada kamu di semesta kecilku.


You Might Also Like

0 komentar: